• Tayang Lebaran Kemarin, Ini Nih Sinopsis Badarawuhi di desa Penari

    Film Badarawuhi, yang mulai diputar sejak 11 April 2024, memasuki daftar film Lebaran yang layak ditonton. Diproduksi oleh Manoj Punjabi dan disutradarai oleh Kimo Stamboel...

  • Gereja Ayam, eksotisme tersembunyi kota Magelang

    Tidak jauh dari Candi Borobudur, Ternyata terdapat tempat wisata yang sangat mengesankan..

  • Kereta Joglosemarkerto Jadi Favorit Saat Lebaran

    Semakin banyak pemudik yang memanfaatkan kereta Joglosemarkerto untuk moda transportasi mudiknya.

  • Ini nih, Jalur alternatif sepeda motor yang lewat sudirman

    Sosialisasi larangan sepeda motor melewati jalur sudirman sudah berjalans ejak senin kemarin, nah untuk kendaraan sepeda motor dapat melalui jalur alternatif ini...

Suara Jeritan Terdengar dari Tungku Kremasi, Anggota Keluarga Panik Berhamburan




Radarnusa.com, Jakarta - Kecemasan melanda sebagian anggota keluarga di sebuah krematorium di salah satu pinggir Kota Jakarta setelah terdengar suara jeritan misterius dari tungku kremasi. Kejadian tersebut mengakibatkan sebagian anggota keluarga yang sedang berada di lokasi terperangkap ke dalam suasana panik, berhamburan meninggalkan tempat itu.

Keluarga yang tersisa, terdampak oleh kejadian tersebut, berperilaku aneh. Mereka terlihat bingung dan ketakutan, meratapi nasib yang belum pasti.

Petugas kremasi yang dihadirkan untuk menghadapi situasi tersebut juga merasa terganggu dengan kejadian yang tidak biasa itu. Mereka menuruti permintaan keluarga untuk mengeluarkan jasad yang sedang dalam proses kremasi. Namun, keluarga belum memutuskan nasib jasad yang gagal dikremasi itu.


Teori Ilmiah Mengenai Suara Misterius dari Krematorium


Meskipun terdengar menakutkan, ahli ilmuwan memberikan penjelasan ilmiah tentang fenomena tersebut. Menurut para ahli, suara-suara yang terdengar dari krematorium sebenarnya adalah hal yang wajar dan dapat dijelaskan secara ilmiah, bukanlah tanda-tanda keberadaan hal-hal supranatural.


Menurut keterangan Davida Rappaport, seorang konselor spiritual, "saat tubuh manusia mengalami proses kematian, terjadi serangkaian perubahan alami yang dapat menjelaskan fenomena ini."


Salah satu proses yang terjadi adalah kram pada tubuh yang mencapai puncaknya setelah tubuh mengalami rigor mortis. Kontraksi otot mulai melemah, bakteri di dalam dan di luar tubuh masih aktif, dan proses pencernaan masih berlanjut.


Perubahan ini dapat menyebabkan suara-suara yang terdengar seperti jeritan, terlebih lagi saat tubuh ditempatkan di dalam krematorium.


Suara-suara Tidaklah Menakutkan, Hanya Perubahan Tubuh yang Normal


Suara-suara tersebut sebenarnya tidak menakutkan seperti yang dibayangkan banyak orang. Menurut Celeb Backe, seorang spesialis kesehatan, suara-suara itu adalah hasil dari perbedaan tekanan udara yang terjadi saat tubuh terbakar di dalam krematorium.


"Saat tubuh terbakar, terjadi perbedaan tekanan udara masuk dan keluar tubuh yang menyebabkan suara muncul," ungkap Backe.


Bahkan, pasien yang telah menjalani pengobatan sebelum meninggal dunia juga bisa mengalami kondisi serupa. Obat-obat yang disuntikkan ke dalam tubuh mereka memengaruhi struktur tulang dan sistem pernapasan.


"Suara-suara tersebut sebenarnya adalah udara yang masih tertahan di dalam tubuh pasien dan keluar saat tekanan udara berubah, bukanlah suara dari dunia lain," tambah Backe.


Jadi, meskipun terdengar menyeramkan, suara-suara tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah dan merupakan bagian dari proses alami tubuh manusia saat mengalami kematian.

Kisah Nyata Dukun AS : Demi Ilmu Sakti, Suradji Tega Membunuh 42 Orang Wanita


 

Radarnusa.com, Sumatera Utara - Malam sunyi di Kecamatan Galang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) pada pukul 22.00 WIB dikejutkan oleh suara letusan dari perkebunan karet. Kilatan cahaya menyilaukan terlihat melalui pepohonan yang rimbun. Kejadian tersebut ternyata adalah eksekusi oleh personel Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda Sumut.


Dari 12 eksekutor yang membawa senjata, hanya tiga di antaranya yang mengandung peluru tajam, sebuah fakta yang tidak diketahui oleh mereka. Tiga tembakan mengenai sasaran yang berjarak 10 meter dengan kecepatan 900 meter per detik, menembus dada seorang laki-laki yang terikat di pohon.


Laki-laki yang tewas dalam eksekusi tersebut adalah Ahmad Suradji, seorang terpidana mati yang terkenal karena kasus pembunuhan 42 perempuan di Sumut. Suradji, yang saat itu berusia 59 tahun, dikenal sebagai dukun yang juga petani, sering dipanggil Nasib Klewang karena sering membawa golok saat bertani.


Suradji dieksekusi setelah Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menolak pengajuan grasinya bersama terpidana mati lainnya pada 22 November 2007. Kisah hidupnya berakhir, namun kekejamannya terungkap.


Dari hasil penyelidikan polisi, korban-korban Suradji adalah pasien yang datang ke rumahnya di Dusun Aman Damai untuk mendapatkan ilmu pengasihan atau penglaris. Ritual yang diminta Suradji termasuk pengebuburan setengah badan di tempat yang sunyi pada malam hari.


Kasus terungkap ketika mayat Sri Kemala Dewi ditemukan di ladang tebu pada April 1997. Dari situlah terungkap kisah pembunuhan berantai yang mengerikan. Suradji dan ketiga istrinya ditangkap, dan setelah pengakuan dari Suradji, ia divonis hukuman mati, sementara istrinya divonis penjara seumur hidup.



Meski telah mengajukan berbagai upaya hukum, termasuk permohonan grasi yang ditolak, Suradji akhirnya dieksekusi. Sebelum eksekusi, ia berhasil bertemu dengan keluarganya, memenuhi permintaan terakhirnya.


Kisah kekejaman Suradji yang terungkap dalam persidangan dan media menjadi bukti kebiadaban yang mengguncang masyarakat. Hukuman mati yang dijatuhkan oleh pengadilan menjadi akhir dari kisah hitam seorang dukun yang bersembunyi di balik citra kedamaian petani.

Tayang Lebaran Kemarin, Inilah Sinopsis Badarawuhi di Desa Penari

 


Radarnusa.com, Yogyakarta - Film Badarawuhi, yang mulai diputar sejak 11 April 2024, memasuki daftar film Lebaran yang layak ditonton. Diproduksi oleh Manoj Punjabi dan disutradarai oleh Kimo Stamboel, film ini menampilkan sejumlah aktris terkenal seperti Aulia Sarah, Jourdy Pranata, Ardit Erwandha, Maudy Effrosina, M. Iqbal Sulaiman, dan lainnya.


Cerita Badarawuhi di Desa Penari mengisahkan empat anak muda, Mila (Maudy Effrosina), Yuda (Jourdy Pranata), Jito (M. Iqbal Sulaiman), dan Roy (Ardit Erwandha), yang berkunjung ke Desa Penari. Desa itu masih mempertahankan seni budaya Jawa, termasuk seni tari tradisional.


Setibanya di Desa Penari, mereka mencari sesepuh desa untuk wawancara, namun mereka mengetahui bahwa sesepuh, Mbah Putri, telah meninggal dunia. Mereka kemudian diminta untuk bertemu dengan sesepuh lainnya, Mbah Buyut.


Ternyata, Mila dan teman-temannya memiliki misi khusus untuk mencari seorang penari berparas cantik. Namun, kedatangan mereka sudah dinanti oleh Badarawuhi (Aulia Sarah), sosok siluman berwujud wanita penari.


Badarawuhi, ratu penguasa roh Desa Penari, tertarik pada Mila untuk menjadi penari desa. Tanpa disadari oleh Mila, ia mengalami peristiwa-peristiwa mistis yang membawanya kepada Badarawuhi.


Setelah menjalani berbagai kejadian mistis, Mila harus menjalani ritual untuk mengetahui mengapa Badarawuhi menginginkannya sebagai calon penari desa. Namun, ritual tersebut justru membawa Mila kepada peristiwa-peristiwa yang semakin tidak masuk akal.


Selain sinopsisnya, film Badarawuhi di Desa Penari juga memiliki beberapa fakta unik yang menarik. Dibintangi oleh aktor dan aktris ternama, film ini sebenarnya merupakan spin-off dari film KKN di Desa Penari. Film ini juga akan ditayangkan di luar negeri dengan judul Dancing Village: The Curse Begins. Meskipun demikian, film ini menawarkan nuansa yang lebih gelap daripada film sebelumnya, dan biaya produksinya mencapai Rp20 miliar.


Dengan informasi ini, kamu sudah lebih siap untuk menonton film Badarawuhi di Desa Penari.

Kereta Joglosemarkerto Jadi Favorit Pemudik Saat Lebaran

 


Radarnusa.com, Semarang - Ketepatan waktu perjalanan menjadi faktor krusial bagi masyarakat, terutama selama masa Lebaran 2024. Dalam konteks ini, pencapaian tingkat ketepatan waktu kereta api selama periode angkutan Lebaran menunjukkan hasil yang memuaskan.


Dari tanggal 31 Maret 2024 hingga 16 April 2024, tingkat keberangkatan tepat waktu (on time departure) untuk KA Jarak Jauh Daops 6 Yogyakarta mencapai 99,8%, sementara untuk KA Lokal mencapai 98,5%. Manager Humas Daops 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, menjelaskan bahwa tingkat ketepatan waktu kedatangan (on time arrival) untuk KA Jarak Jauh adalah 96,3%, sedangkan untuk KA Lokal adalah 94,8%.


Menurut Krisbiyantoro, ketepatan waktu adalah salah satu nilai tambah yang ditawarkan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) kepada masyarakat. Dalam operasi angkutan Lebaran ini, KAI terus memprioritaskan keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan ketepatan waktu.


"Ketepatan waktu merupakan keunggulan dari transportasi kereta api yang tidak terpengaruh oleh kemacetan, sehingga diminati oleh para pemudik," jelas Krisbiyantoro dalam siaran pers yang diterbitkan oleh Solopos.com pada Kamis (18/4/2024).


Lebih lanjut, Krisbiyantoro menyampaikan bahwa jumlah penumpang KA jarak jauh selama periode Lebaran di Daop 6 Yogyakarta mencapai 711.697 orang, dengan rata-rata 41.516 penumpang per hari. Dari jumlah tersebut, ada 349.248 penumpang yang naik dan 362.449 penumpang yang turun.


Meskipun kereta api merupakan moda transportasi yang diandalkan dalam hal ketepatan waktu, Krisbiyantoro tetap mengimbau kepada pelanggan agar memberikan cukup waktu saat menuju stasiun keberangkatan. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian waktu perjalanan melalui jalur darat, yang dapat dipengaruhi oleh kemacetan dan hambatan lainnya.


Krisbiyantoro juga mencatat bahwa KA Joglosemarkerto, yang menghubungkan Solobalapan-Semarang Tawang-Purwokerto-Yogyakarta-Solobalapan, menjadi KA favorit selama masa Lebaran ini.

Tak Masuk Kerja 28 Hari, ASN Sleman Dipecat

 


Radarnusa.com, Sleman -- Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Sleman menegaskan kepada seluruh pegawai agar menghindari kelalaian dalam urusan pekerjaan. Dalam periode sepuluh hari berturut-turut, absen tanpa alasan yang jelas akan berujung pada pemecatan sebagai abdi negara.


Kepala BKPP Sleman, Budi Pramono, mengingatkan bahwa tahun lalu seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dipecat karena absen tanpa keterangan. Setelah dilakukan penyelidikan, pegawai tersebut dianggap melanggar aturan disiplin karena absen lebih dari 28 hari tanpa alasan dalam satu tahun.


"Pesan kami, kami berharap tidak ada lagi kasus absen tanpa keterangan yang sampai ke tingkat pemecatan. Kami berharap para pegawai dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat," ungkapnya pada Jumat (19/4/2024).


Pramono juga mengungkapkan bahwa pada hari pertama kerja setelah libur Lebaran, terdapat 94 pegawai di lingkup Pemerintah Kabupaten Sleman. Dari jumlah tersebut, 88 pegawai tidak hadir karena cuti, lima orang melakukan Work From Home (WFH), dan satu orang tidak masuk tanpa keterangan alias absen.


"Bagi pegawai yang absen tanpa alasan akan diberikan pembinaan oleh atasan serta akan mengalami pemotongan Tambahan Penghasilan Pegawai [TPP]. Pelanggaran disiplin ini akan dicatat, dan jika terulang, sanksi yang lebih berat menanti," tambahnya.


BKPP Sleman akan terus melakukan sosialisasi mengenai disiplin pegawai. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.94/2021 tentang Disiplin PNS. Pramono menekankan bahwa aturan tersebut memiliki sanksi yang lebih tegas dibandingkan dengan peraturan sebelumnya.